BOJONEGORO - Pengerjaan proyek saluran air di jalan Masjid-Makam, masuk Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, bermasalah. Penyebabnya, bagian dinding proyek yang
belum genap berusia satu bulan ini, ambrol. Diduga, ambrolnya dinding saluran air ini karena pengerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi bangunan.
Ambrolnya bangunan proyek ini membuat warga gusar. Komisi D DPRD Bojonegoro juga ikut-ikutan gerah. "Besar kemungkinan (ambrolnya bangunan proyek, Red) karena tidak sesuai spesifikasi bangunan," ungkap Imam Widodo, warga setempat saat ditemui di lokasi proyek.
saluran air yang membujur utara ke selatan ini ambrol dua bagian. Rata-rata ambrol sekitar 8-10 meter. Dinding saluran air pun tergerus tanah dan air yang mengalir. Selain itu, sejumlah dinding saluran air tersebut juga mudah hancur saat dipegang.
Imam Widodo mengungkapkan, pengerjaan proyek saluran air tersebut dimulai pada saat bulan puasa lalu. Karena itu, proyek tersebut sekarang ini hampir rampung alias tinggal menyisakan finishing. Namun, seusai lebaran, tepatnya 13 September 2010 lalu, dinding bagian barat saluran air sudah ambrol dan rata dengan tanah.
Berdasar papan informasi proyek yang sudah rusak, bangunan tersebut senilai 70,971 juta, dengan volume 180 m. Proyek di bawah koordinasi dinas pekerjaan umum (DPU) Bojonegoro itu dikerjakan oleh CV Bina Usaha, dengan konsultan pengawas CV Gamma Konsultan.
Imam Widodo menambahkan, ambrolnya bangunan itu membuat warga bertanya-tanya. Bahkan, mereka menyayangkan atas pengerjaan proyek tersebut. Sebab, bila dilanjutkan, proyek saluran air tersebut tak bakal berusia lama. "Kami mengadu pada siapa? Kami butuh bangunan yang kuat," tambahnya. Bahkan, salah satu warga menyindir, bila proyek
tersebut kemungkinan kebanyakan pasir daripada semen, sehingga mudah hancur.
Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro Ali Huda menyayangkan pengerjaan proyek itu.
Rencananya, komisi yang membidangi pembangunan ini akan mendatangi lokasi proyek tersebut. "Besok (hari ini, Red) akan kami datangi," ujarnya. Polisi asal Partai Bintang Reformasi (PBR) ini menambahkan, proyek itu masih dalam tanggung jawab rekanan. Lebih-lebih, proyek saluran air tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. (ani)
belum genap berusia satu bulan ini, ambrol. Diduga, ambrolnya dinding saluran air ini karena pengerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi bangunan.
Ambrolnya bangunan proyek ini membuat warga gusar. Komisi D DPRD Bojonegoro juga ikut-ikutan gerah. "Besar kemungkinan (ambrolnya bangunan proyek, Red) karena tidak sesuai spesifikasi bangunan," ungkap Imam Widodo, warga setempat saat ditemui di lokasi proyek.
saluran air yang membujur utara ke selatan ini ambrol dua bagian. Rata-rata ambrol sekitar 8-10 meter. Dinding saluran air pun tergerus tanah dan air yang mengalir. Selain itu, sejumlah dinding saluran air tersebut juga mudah hancur saat dipegang.
Imam Widodo mengungkapkan, pengerjaan proyek saluran air tersebut dimulai pada saat bulan puasa lalu. Karena itu, proyek tersebut sekarang ini hampir rampung alias tinggal menyisakan finishing. Namun, seusai lebaran, tepatnya 13 September 2010 lalu, dinding bagian barat saluran air sudah ambrol dan rata dengan tanah.
Berdasar papan informasi proyek yang sudah rusak, bangunan tersebut senilai 70,971 juta, dengan volume 180 m. Proyek di bawah koordinasi dinas pekerjaan umum (DPU) Bojonegoro itu dikerjakan oleh CV Bina Usaha, dengan konsultan pengawas CV Gamma Konsultan.
Imam Widodo menambahkan, ambrolnya bangunan itu membuat warga bertanya-tanya. Bahkan, mereka menyayangkan atas pengerjaan proyek tersebut. Sebab, bila dilanjutkan, proyek saluran air tersebut tak bakal berusia lama. "Kami mengadu pada siapa? Kami butuh bangunan yang kuat," tambahnya. Bahkan, salah satu warga menyindir, bila proyek
tersebut kemungkinan kebanyakan pasir daripada semen, sehingga mudah hancur.
Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro Ali Huda menyayangkan pengerjaan proyek itu.
Rencananya, komisi yang membidangi pembangunan ini akan mendatangi lokasi proyek tersebut. "Besok (hari ini, Red) akan kami datangi," ujarnya. Polisi asal Partai Bintang Reformasi (PBR) ini menambahkan, proyek itu masih dalam tanggung jawab rekanan. Lebih-lebih, proyek saluran air tersebut masih dalam tahap pemeliharaan. (ani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar