Entri Populer
-
SURABAYA-Bisnis prostitusi di Lokalisasi Dolly/Jarak, Surabaya, Jawa Timur, sudah menjadi mata rantai yang saling mengait. Tidak hanya mel...
-
Sebagian besar wanita masih merasa tabu membicarakan kehidupan seks dengan orang lain. Apalagi dengan lawan jenis. Tapi, ada juga yang mera...
-
Bojonegoro-Puluhan Warga Desa Katur dan Desa Sumengko Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro mengeluhkan adanya gas berbau menyengat mi...
-
Bojonegoro - Berakhirnya puasa dan berganti Lebaran, tempat mangkal para penyuka hiburan malam di Kabupaten Bojonegoro bertambah marak pula....
-
BOJONEGORO - Stadion Brawijaya Kediri hampir pasti menjadi kandang Persibo Bojonegoro dalam menjalani kompetisi Indonesia Super ...
-
Ingin tahu 'aksi' pasangan di tempat tidur? Coba tanya apa warna favoritnya. Gaya bercinta seseorang bisa dipengaruhi berbagai hal...
-
Tes berhasil memprediksi secara akurat pasangan yang langgeng dan akhirnya berpisah. Seberapa besar rasa cinta pasangan pada Anda? Coba ber...
-
Bojonegoro. Penumpang yang turun di Stasiun Kota Bojonegoro dalam dua hari terakhir ini mulai meningkat. Peningkatan itu berlaku untuk penum...
-
Setelah perselingkuhan dimaafkan, apa yang membuat perselingkuhan bisa terulang? Perselingkuhan bisa dikatakan sebagai 'dosa besar'...
-
Studi: 89% pria mengaku bercinta dengan wanita yang memiliki lekuk tubuh lebih memuaskan. Kabar baik bagi pemilik tubuh berisi. Ternyata,...
Jumat, 24 September 2010
Isu Teroris Bahan Pertanyaan Calon Panglima
Jakarta- Uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, diwarnai kekhawatiran sejumlah anggota Komisi I DPR terhadap gerakan terorisme.
Mereka menilai gerakan kelompok teroris tidak hanya meresahkan tapi sudah masuk dalam fase mengancam keamanan NKRI.
"Kami tahu persis mau kemana gerakan teroris. Sebentar lagi akan ada gerakan menggulingkan negara," kata TB Hasanudin, Wakil Ketua Komisi I, di ruang rapat Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 23 September 2010.
Sementara Max Sopacua dari Fraksi Partai Demokrat juga meminta keterlibatan TNI dalam penanganan kasus terorisme. Menurutnya, Polri hingga saat ini belum maksimal menangani kasus terorisme. "Jadi perlu TNI," ujar Max.
Pernyataan ini diamini Teguh Juwarno, anggota Komisi I dari fraksi PAN. Ia menganggap Polri tidak mampu menyelesaikan masalah terorisme yang menjadi tanggungjawabnya. Bahkan ia menganggap Polri gagal mencegah gesekan di masyarakat. "Kasus Tanjung Priok, Manokwari. Sekarang sudah masuk tahap gawat. Kepercayaan masyarakat terganggu," katanya.
TNI tidak boleh berdiam diri melihat aksi teroris yang semakin berani. Penyerangan di Mapolsek di Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara menjadi bukti yang sahih. Sikap diam TNI itu akan menimbulkan spekulasi di masyarakat. "Orang mulai berspekulasi jika lihat senjata organik (saat merampok), rambut cepak," tambah Syahfan Badri Sampurno dari F-PKS.
Laksamana Agus Suhartono pun menjawab dengan tenang pertanyaan dari. "Secara keseluruhan polisi masih mampu mengendalikan situasi. Bahkan teroris masih bisa ditangkap dan diproses secara hukum," jawabnya.
Malam ini uji kelayakan calon panglima TNI masuk dalam tahap penentuan sikap. Calon Panglima TNI dari Angkatan Laut itu kini sedang menunggu pengumuman di salah satu ruang khusus DPR.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar