Entri Populer

Sabtu, 25 September 2010

AKHIRNYA BALITA BAURENO PUNYA ANUS

BOJONEGORO - Pemkab Bojonegoro akhirnya memasukkan nama Slamet Nasrudin, balita yang tak memiliki anus asal Dusun Krandon, Desa Kedungrejo, Kecamatan Baureno, dalam program jaminan kesehatan daerah (jamkesda). ''Balita yang tidak punya anus itu, sudah menjalani operasi untuk membuat lubang pembuang kotoran. Sementara untuk pembuatan anus yang permanen akan dimasukkan ke program jamkesda,'' kata Bupati Suyoto kepada wartawan koran ini kemarin (24/9).

Menurut dia, dinas kesehatan sudah mengupayakan pengurusan program jamkesda. Harapannya, Slamet bisa menjalani operasi pembuatan anus permanen tanpa biaya.

Sementara itu, untuk David, 6, yang tinggal di Desa Alasgung, Kecamatan Sugihwaras, sudah masuk dalam program jamkesmas. Sehingga pembiayaan untuk operasi maupun perawatan di rumah sakit gratis. ''Untuk david, sudah membuat usus permanen yang dioperasi berkali-kali, dan sudah selesai,'' kata Suyoto.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Baureno M Moeslich memastikan operasi pembuatan anus bagi Slamet gratis. ''Jamkesda tersebut dapat menanggung biaya operasi secara gratis," katanya.

Namun, Slamet harus bersabar untuk menjalani operasi. Sebab pihak medis menyarankan operasi dilakukan setelah dia berusia dua tahun. Saat ini, anak pasangan suami istri (pasutri) Nasir, 27, dan Nurul Syamsiah, 19, ini masih berusia sekitar 1,5 tahun.

Moeslich mengatakan, pembuatan kartu jamkesda rampung Kamis (23/9) lalu. Berdasarkan keterangan pemerintah desa, kata dia, keluarga Slamet tergolong miskin. Orang tua balita tersebut hanya buruh tani.

Menurut dia, jamkesda dapat menanggung semua biaya yang dibutuhkan saat pelaksanaan operasi di RSUD dr Sosodoro Djatikoesoema. ''Yang jelas kami mendorong kepada orang tua Slamet Nasrudin mendatang untuk membawanya ke RSUD untuk operasi anus," ujarnya.

Sementara itu, Kades Kedungrejo Abdillah mengaku jamkesda telah rampung setelah pemerintah desa mengajukan ke kantor Camat Baureno. ''Jamkesdanya telah rampung Kamis lalu (23/9). Dan saat ini dapat digunakan untuk berobat," tambahnya.

Abdillah mengatakan, Slamet dapat mengeluarkan kotoran setelah perutnya dilubangi saat operasi lalu. Sebelumnya, orang tua Slamet pasrah terhadap kondisi anaknya. Mereka tidak mampu membiayai untuk operasi anaknya. Bahkan saat operasi pembuatan lubang buatan, biayanya ngutang. Saat itu, biaya operasi di RSAB Asiyah mencapai Rp 10 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar